pasarsapi

Posts Tagged ‘berbagi’

Mencatat Hal Biasa, Menuliskan dengan Sederhana

In tentang Akademi Berbagi on August 7, 2011 at 2:38 am

Foto ambil dari bahtiar.wordpress.com

*tulisan ini mengenai kelas penulisan yang diajar oleh Zen RS. Sangat basic dan dalam artinya bagi yang ingin menjadi penulis*

Selama bulan puasa, kelas Akademi Berbagi (Akber) tetap berjalan seperti biasa, hanya kita majukan jamnya menjadi pukul 16.00 sampai menjelang buka puasa. Selama bulan Agustus ini tema besar kelasnya adalah : PENULISAN. Minggu pertama, kamis kemaren diawali dengan guru Zen RS  @zenrs dengan judul : Mencatat Hal Biasa dan Menuliskannya dengan Sederhana. Sebuah pembelajaran tentang menulis dasar dan sangat penting.

Kita seringkali ribet dengan keinginan kita untuk bisa menulis langsung bagus dan sempurna dipuja-puji banyak orang. “Jangan mimpi tulisan pertamamu bagus!’ begitu kata Zen. Perlu berlatih berulang-ulang dengan memulai saat ini. Bukan besok, karena setiap hari selalu ada cerita yang menarik untuk ditulis. Mulailah menulis dari apa yang kita lihat, kira alami, dan kita rasakan. Karena itu untuk mempermudah kita mengasah kemampuan. Jangan, belum-belum udah menulis sesuatu yang kita tidak pernah tau.

Catatan harian adalah langkah awal untuk menulis. Dengan membuat catatan setiap peristiwa, kita belajar mendokumentasikan pikiran-pikiran kita sehingga suatu saat pasti berguna. Hanya diperlukan pena dan kerta untuk mulai menulis, atau computer dan listrik kalau jaman sekarang, begitu tutur Zen. Belajar menulis dengan membuat catatan harian lebih mudah dan tanpa beban karena kita tidak berpretensi apa-apa. Karena menulis itu untuk menulis itu sendiri.

Harus dibedakan antara menulis dan mengedit. Mencampuradukan kedua justru akan menghambat kita untuk menulis. Menulis memerlukan emosi dan hati sedang mengedit memerlukan akal. Seringkali kita berusaha mengedit tulisan yang belum selesai karena kita ingin hasil yang bagus. Menulis harus tanpa pretensi, pretensi untuk keren, pretensi untuk dimuat. Tulislah semua yang ada di pikiran dengan jujur. Jujur di sini bukan berarti membuka semua aib kita, tetapi menulis apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dengan apa adanya. Tuangkan semua pikiranmu sampai habis, dan jangan buru-buru melakukan editing. Jangan pernah berhenti, teruslah menulis.Ada banyak ide cerita disekeliling kita, sayang kita tidak punya waktu untuk memperhatikan. Apalagi jaman sekarang segala sesuatu berjalan begitu cepat.

“Menunda menulis adalah perkara besar!” Zen menyampaikan dengan lugas tentang betapa pentingnya membuat sebuah tulisan. Tulisan yang bagus selalu berdasarkan realitas dan diawali dengan riset. Riset untuk tempat dan kelengkapan remeh temeh yang diperlukan untuk membuat cerita itu masuk akal. Selain riset kita juga perlu memperbanyak referensi, semakin banyak referensi akan semakin memperkaya cerita.

Apa yang diungkap Zen selama hampir dua jam adalah perkara dasar yang harus dipunyai jika ingin menjadi penulis. Tidak ada yang lahir langsung jadi penulis, diperlukan berlatih berulang-ulang dan dibiasakan. Jaman sekarang banyak cara untuk membiasakan menulis. Misalnya dengan membuat foto, dan setiap foto kita buat chapter satu dua paragraph untuk menceritakan gambar tersebut. Atau membuat catatan ringan perjalanan kita.

Yang mengagumkan diri Zen adalah, referensi bacaan dia sangat banyak dan beragam. Hampir yang dia pernah baca, dia ingat karena dia terbiasa menuliskan segala sesuatunya. Dari kecil dia diajari ibunya untuk menulis. Pernah sewaktu SD diminta ibunya duduk di dekat pohon. Kemudian ibunya meminta Zen menuliskan tentang pohon itu. Pertama kali hanya menghasilkan dua paragraph, kemudian Ibunya menyuruh untuk memperhatikan lebih detil dari pohon itu. Kemudian Zen melihat ada semut, kemudian dia cerita tentang semut, dan melihat yang lain-lainnya sehingga akhirnya jadi tulisan empat setengah halaman. Karya itu masih disimpan hingga sekarang sebagai karya tulisannya yang pertama.

Saya kemudian paham kenapa Zen begitu mencintai kesusasteraan, karena orang tuanya adalah pencinta sastra dan membiasakan anaknya untuk berlatih dan berlatih. Menulis pun kemudian menjadi kebiasaan Zen, dan dia tidak pernah kehabisan ide. “Setiap manusia adalah unik, dan setiap manusia pasti punya cerita yang menarik” ,tutup Zen di kelas Akber malam itu.

“Dialog dengan diri sendiri, adalah awal mula kesusateraan.”

YORIS

In Mengelola orang, tentang Akademi Berbagi on July 18, 2011 at 4:37 am

Foto diambil dari Facebook Yoris Sebastian 🙂

tulisan ini dimuat juga di http://akademiberbagi.org

Akhirnya kesampaian juga Akademi Berbagi mendatangkan guru Yoris Sebastian berkat bantuan teman-teman @IDkreatif dan PPKI 2011. Sudah cukup lama para murid mengusulkan minta supaya Yoris mengajar.

Sebelumnya, beberapa kali saya sudah bertemu dengan Yoris, tetapi tidak dalam kelas yang cukup panjang. Kali ini saya benar-benar belajar di kelas selama 2 jam mendengarkan dia berbagi ilmu dan pengalaman tentang kreativitas. Dengan suara tidak meletup-letup seperti seorang motivator kondang, tetapi  dengan gayanya yang bertutur membuat kita seperti mendengarkan sebuah cerita tentang perjalanan hidup seorang Yoris yang dari kecil tidak bandel, penakut karena tidak bisa naik sepeda hingga kemudian dia berada di posisi sekarang ini. Stereotip di kita adalah anak bandel = kreatif. Dan Yoris tidak bandel tapi kreatif abis. Dia juga bukan anak yang menonjol dibanding kakaknya yang memiliki IQ jenius, tetapi karya-karya Yoris adalah jenius!

Yoris, menyampaikan sesuatu, tanpa teriakan, tanpa semangat palsu dengan mengucapkan Selamat pagi! walaupun sudah malam, tetapi justru lebih mudah diterima. Apa adanya tetapi mengena. Dia bercerita bahwa kreatif bukan genetis tetapi bisa dipelajari dan harus dilatih. Kreatif tidak harus melanggar peraturan, justru kreatif itu adalah bagaimana meng-adjust ide kita dengan norma yang ada tanpa kehilangan sisi “tidak biasa”.

Kreatif juga bukan soal budget, kreatif adalah bagaimana menggunakan dana yang ada untuk sesuatu yang lain dari biasanya dan menjadi perbincangan orang. Kreatif juga bukan ide-ide yang spektakuler, justru menemukan hal-hal kecil yang berbeda tetapi mempunyai nilai manfaat.

Bikin seminar launching perusahaan di bioskop, program music I Like Moday, undangan nikah berupa celemek dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak biasa tetapi justru mengena.

Bagaimana dengan ATM = amati, tiru, modifikasi? Yoris menuturkan bahwa untuk diawal-awal atau untuk supaya dapur tetap ngebul itu sah-sah saja, karena memang banyak hal sukses adalah hasil modifikasi. Tetapi seiring jam terbang yang sudah cukup, dan financial sudah memadai perlu bagi orang-orang kreatif untuk menciptakan karya yang original. Karena itu menjadi pencapaian yang akan melekat dalam diri kita untuk lebih percaya diri dan milestone untuk membuat lompatan yang lebih besar lagi.

Hingga akhir kelas, saya masih terpukau. Yoris mempersiapkan semuanya dari cara bicara, gaya pakaian, penggunakan asesoris hingga tas kerjanya. Semua berbeda dan tidak biasa. Satu hal yang membuat saya semakin hormat adalah, dengan semua pencapaian dia, Yoris tetap manusia yang rendah hati.

Terimakasih Yoris, setelah buku pertamamu Creative Junkies ditunggu buku berikutnya.

Terimakasih …

In Mengelola acara, Mengelola orang on May 13, 2011 at 5:54 am

Semalam Akber Akbar telah rampung digelar.

Tamu-tamu undangan istimewa berdatangan. Istimewa? Iya, para guru yang selama ini membagi ilmu dan pengalamannya dengan gratis di kelas-kelas Akademi Berbagi.

Murid-murid yang semangat  datang dan belajar dari guru Yanuar Nugroho, dosen dari Manchester University, UK. Beliau berbagi hasil penelitiannya.

Tidak ada biaya yang kami keluarkan, semua sumbangan dari teman-teman baik hati. Bareng sama Internet Sehat kita bikin kelas yang cukup besar untuk 300 orang di Goethe Institute.

Konsumsi, dari Moz5salon milik Mbak Yulia Astuti. Terimakasih banyak mbak, udah repot-repot membelikan kue-kue dan masukin dus satu per satu :’)

Goodi bag, dari teman-teman Saling Silang di Langsat. Malam-malam nodong ke Pak Didinu dan langsung diiyakan. Duh, maturnuwun nggih, Pak :’)

Panitianya, adalah teman-teman baik hati dari Akademi Berbagi. Gak dibayar, gak diongkosin pulang pulak. Ah, kalian terimakasih banyak. Sungguh haru hatiku :’)

Mendadak dibuatin video streaming dari teman-teman Blogvaganza. Terimakasih Pak Fajar Eridianto dan Shantie, jauh-jauh dari Bandung demi tersebarnya virus positif Akademi Berbagi di seluruh penjuru negeri :’)

Yang pasti, terimakasih juga atas kerjasamanya yang baik teman-teman Internet Sehat serta dukungannya dari XL dan detikcom. Semoga kita tetap bisa bekerja bareng menyebarkan virus cerdas buat teman-teman di seluruh daerah di Indonesia.

Buat guru malam itu, Mas Yanuar Nugroho terimakasiiih tak terhingga! Materi yang menarik dan bermanfaat jauh-jauh datang dari UK. Dan juga Mas Onno W. Purbo yang ikut memberikan ‘pelajaran’ buat gurunya hahaaa…

Ada tamu istimewa semalam, yaitu Mas Harry Van Jogja, pengayuh becak keren dari Jogja yang punya akun berbagai social media, dan menerbitkan buku!

Berkumpul bersama orang-orang yang baik hati itu sungguh menyenangkan. Tidak ada yang sulit jika mau berbagi dan bekerjasama. Biarlah di luar sana mereka yang berjulukan pejabat dan orang penting berulah tak penting, kita di sini bareng-bareng teman bersemangat menyebarkan virus kebaikan.

Malam itu saya semakin percaya, masih banyak orang hebat dan orang baik di negeri ini.

Jakarta, 12 Mei 2011 tidak adan terlupakan

Indonesia harus Cerdas. Stop Complain Do Something!

In Mengelola orang on April 19, 2011 at 3:13 pm

*foto ini ngambil dari http://www.satuhati.com/who-we-are *

Kalau menjelang hari Kartini begini, apa yang kalian ingat? Waktu sekolah pakai baju daerah ikut bermacam-macam lomba dari memasak, menyanyi, peragaan busana, gulung stagen sampai bikin drama. Seru yaa…masa-masa sekolah memang indah dan menyenangkan. Banyak teman, banyak aktivitas dan bebas merangkai mimpi. Kalau anak sekolah sekarang gimana ya?

Mengingat-ingat jaman sekolah memang menyenangkan … etapi bagaimana dengan yang tidak bisa bersekolah? Masih ada gak ya? Kan katanya SD sekarang gratis ya? Kalau SMP gratis juga gak ya? Tapi masih ada pungutan sana-sini atau bener-bener gratis sih? Pada kenyataannya masih ada lo yang tidak mampu bersekolah. Okelah kalau bisa ikutan SD gratis, tetapi selanjutnya bagaimana? Sekarang pendidikan SMP aja tidak cukup apalagi SD.

Saya sebenarnya bukan penganut paham anak wajib sekolah formal, karena saya percaya banyak ilmu berserak-serak di luar sekolah formal. Tetapi pendidikan dasar itu penting terutama tentang budi pekerti, sosialisasi dan kemampuan mengembangkan daya nalar & kreativitas. Apakah harus diperoleh di sekolah formal? Tidak harus sih, tetapi sistem di negara kita yang masih mensyaratkan berbagai macam ijazah untuk memperoleh sesuatu, menjadikan pendidikan formal menjadi penting. Kecuali jika kelak segala peraturan birokrasi itu dihilangkan.

Sekarang coba tengok kanan kiri kita. Masih adakah yang belum bersekolah minimal sampai SMU? Biaya hidup yang mahal mau gak mau ikut menyeret biaya sekolah menjadi mahal. Mungkin SPP gratis, tetapi yang lainnya: buku, seragam, iuran sekolah, dana kegiatan bla..bla..bla…ujungnya banyak juga ya biaya bersekolah secara normal. Terus bagaimana jika tidak mampu? Ya berhenti sekolah Kak…ya ngamen aja Kak… ya ngasong di jalanan aja Kak. Miris. Kita yang diberi anugerah bisa sekolah dan bisa menyekolahkan seringkali gemes pengin anak-anak di jalanan itu kembali ke sekolah. Tapi gimana caranya? Kita aja udah rumit dengan berbagai kebutuhan yang semakin hari semakin membumbung tinggi ke langit yang abu-abu.

Sebenarnya banyak cara kog. Sekarang kan banyak lembaga atau kegiatan yang membantu anak-anak untuk bersekolah. Seperti yatim online, beasiswa Sampoerna Foundation, beasiswa Djarum, beasiswa Riyanto dan masih banyak lagi. Kita gak harus jalan sendiri, tetapi bisa bergabung dengan memberikan donasi kepada mereka. Daripada sendiri, bersama-sama itu lebih meringankan. Gak punya uang? Ada cara lain kog untuk membantu. Bisa sumbang buku, bisa sumbang tenaga jadi relawan, bisa sumbang unjuk bakat dengan cara yang gampang. Tadi saya melihat di sini www.satuhati.com keren deh konsepnya. Jadi kita bisa milih mau nyumbang dengan cara apa, nyumbang uang juga bisa, tinggal transfer aja. Donate Yourself!

Senang kalau semakin banyak anak yang bisa bersekolah dengan baik. Tetapi apakah sekolah aja cukup? Apakah belajar cukup di sekolah? Lagi-lagi itu saja masih kurang. Perkembangan dunia seakan mengajak kita berlari, kemajuan teknologi hari per hari. Kita harus terus belajar belajar dan belajar. Memang belajar harus sampai ajal menjemput bukan? Karena hakekat hidup adalah perjalanan belajar.

Saya dan teman-teman yang haus belajar dan pengin belajar dengan murah dan gampang kemudian membuat kelas informal namanya Akademi Berbagi. Itu benar-benar karena kami ingin belajar dari orang-orang pintar, bukan hanya ilmu tetapi juga pengalamannya. Konon pengalaman mahal harganya. Di Akademi Berbagi belajar dari pengalaman orang dengan gratis.

Kita sengaja bikin rutin, karena belajar memang harus terus menerus. Gak Cuma di Jakarta, tetapi di Semarang, Jogja, Surabaya, Solo, Palembang, Medan, dan Ambon. Semoga daerah lain menyusul yaa… Gampang kog bikin Akademi Berbagi di daerahmu. Asal ada kemauan pasti ada jalan. Kata Bapak saya, di dunia ini tidak ada yang tidak bisa, adanya karena kalian tidak mau. Senang lo punya akademi berbagi jadi ajang silaturrahhiim, bikin jaringan relasi, nambah ilmu … siapa tahu dapat jodoh *eh ..maksudnya dapat proyek atau pekerjaan. Asyik kan? Berbagi selalu bikin happy.

Jadi, makin banyak aja cara kita berkontribusi untuk dunia pendidikan di negeri kita. Kita semua percaya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang bisa membuat kita maju. Kita harus terus menerus mengupakan bangsa kita menjadi bangsa yang pintar, karena harga diri dan kepercayaan diri terbangun karena kepintaran. Slogan #IndonesiaCerdas menarik bukan? Akan semakin menarik jika tidak sekedar jadi slogan dan benar-benar jadi bangsa yang cerdas. Stop complain! Stop mengeluh! Donate Yourself!

Berbagi bikin Happy

In Mengelola acara on November 4, 2010 at 4:11 am

Yaa…sudah hampir 5 bulan kelas Akademi Berbagi berjalan. Sudah banyak kelas-kelas yang diselenggarakan dan guru-guru hebat didatangkan. Alhamdulillah, ini berkah luar biasa buat saya pribadi dan pasti juga buat murid-murid peserta akademi berbagi. Kapan lagi kita bisa mendapatkan ilmu langsung dari praktisi yang keren seperti : Bapak Subiakto pemilik biro iklan HOTLINE yang berhasil menelurkan iklan-iklan keren seperti Indomie, Mc.Donald, Extra Joss dll., Bapak Budiono Darsono pemilik sekaligus Pimpinan Redaksi news portal terkemuka detikcom, belum yang lain-lain seperti Budiman Hakim, Tya Subyakto, Elisa Ventura, Ndoro Kakung, Enda Nasution, Danny Tumbelaka, Sasha “poetic picture”, Djito Kasilo, Aidil Akbar, Sumardi, Catur PW, Zara Zettira dll.

Kelas yang diselenggarakan di akademi berbagi ada berbagai macam diantaranya : Copy writing, Art Directing, Script Writing, Music directing, creative writing, Jurnalistik Online, Social Media, Fotografi, Financial planning dan akan ada kelas Public relations, Branding dan tentunya menerima usulan kelas-kelas yang lainnya. Yang penting adalah berbagi ilmu dari para pelaku dan praktisi sehingga kita bisa memetik pelajaran dari pengalaman mereka.

Berhubung ini adalah akademi berbagi, sekolahnya tidak dikenakan biaya kalau pun kelak ada biaya itu untuk konsumsi dan jumlahnya tidak besar. Guru nya pun saya dapat gratisan, bahkan disediakan tempat di kantor mereka. Seperti kelas Jurnalistik di kantor detikcom, kelas creative dan iklan di kantor Hotline, kelas fotografi dan social media di Rumah Langsat.

Awal mula berdirinya akademi berbagi karena saut-sautan twitter dengan Pak Bi, panggilan akrab Pak Subiakto.  Kemudian beliau menawarkan untuk mengajar copy writing dan saya diminta mengumpulkan muridnya via twitter. Ternyata peminatnya banyak sehingga dibuatlah beberapa kelas. Bukan hanya murid, saya pun mendapat tawaran dari para guru yang mau berbagi ilmunya, sehingga jenis kelasnya semakin beragam sesuai kapasitas dan pengalaman sang guru. Semua dimulai dari 140 karakter!

Begitulah kelas ini berjalan, pengumuman, pendaftaran murid, dan semua hal dilakukan via twitter. Dengan berjalannya waktu banyak informasi yang harus ditulis lebih panjang, kemudian saya dibantu dengan fanabis membuat blog http://akademiberbagi.blogdetik.com. Tetapi semua informasi tetap dishare via twitter. Dan atas kebaikan Yhanuar salah satu murid rajin yang kemudian menjadi asisten saya, dibuatlah akun twitter : @akademiberbagi.

Akibat akademi berbagi ini, BDI atau Budiono Darsono sering memanggil saya Kepala Sekolah. Karena beliau adalah rain maker sejati ,pangkat itu kemudian melekat begitu saja kepada saya. Dan semua teman di twitter menyapa saya Bu Kepsek. Berhubung kelas semakin banyak maka ada beberapa Wakepsek yang membantu saya, yaitu : @fanabis, @yhanuar, dan @diniAFC. Terimakasih kepada kalian semua, bantuannya sangat berarti 🙂

Akademi Berbagi benar-benar membuat saya bahagia, karena dengan segala keterbatasannya saya bisa membantu teman-teman yang ingin menambah ilmu. Dan saya tidak mungkin sendirian, pasti harus dibantu oleh banyak orang agar akademi berbagi ini terus berjalan dan bisa menularkan ilmu ke lebih banyak orang. Untuk itu, saya berharap ada yang membuat akademi berbagi ini di manapun dan kapan pun tanpa harus saya yang menangani. Saya akan support dan bantu bagi siapa saja yang ingin membuat akademi berbagi. Semakin banyak dan sering kelas dibuat, maka akan semakin banyak orang yang mendapatkan ilmu pengetahuan.

Mari Berbagi, karena Berbagi bikin happy!

seribu BUKU sejuta jendela menggenggam dunia

In Mengelola acara, Mengelola orang on October 7, 2010 at 2:10 am

Menjelang Muktamar Blogger BHI lagi..hhmm..waktu demikian cepat berputar. Terkadang berhenti sejenak, untuk bertanya apa yang sudah aku lakukan diwaktu yang lalu. Tetapi kemudian terlupakan begitu saja. Dan kembali sibuk dengan entah apa 🙂

Muktamar Blogger selalu memberikan ingatan tentang teman nongkrong di bunderan Hotel Indonesia, tentang bersahabat dan berbagi. Keresahan tinggal di ibukota selalu mengingatkan akan kampung halaman. Sudah semakin tertinggal jauh kah dengan deretan gedung yang berlomba-lomba mencakar langit di ibukota?

Tidak banyak, yang bisa aku lakukan sebagai perantau untuk memperpendek kesenjangan dengan kampung halaman. Bergabung dengan teman-teman BHI memberikan semangat untuk berbagi, semampu dan sekuat kita untuk membantu teman-teman dan adik-adik di daerah. Bantuan bisa berbentuk apa saja, dan bantuan yang tulus memberikan arti bagi yang diberi maupun yang memberi.

Setelah “Kambing for Bangsari” yaitu program beasiswa untuk anak MTS di Bangsari – Cilacap dengan memberi bantuan modal kambing, tahun berikut bikin “Gerakan 1000 buku” Kenapa buku? Karena kami sangat percaya buku adalah jendela dunia, bisa menjelajah seluruh belahan bumi dengan hanya membaca.

Tahun ini mau ngapain? Ternyata masih banyak yang perlu jendela, sehingga program 1000 buku dilanjutkan, dengan ditambah program “1.000.000 Kaos” .Program ini adalah mengumpulkan buku bacaan untuk segala umur ( bukan porno, SARA, kekerasan dan sejenis) dan mengumpulkan kaos-kaos bekas yang masih layak untuk belajar sablon dan jahit bagi teman-teman yang sedang berlatih dan butuh alat percobaan.

Seperti tahun lalu, buku-buku yang terkumpul akan kami salurkan ke terutama daerah-daerah yang memerlukan. Belajar dari pengalaman tahun lalu, buku untuk anak dan remaja sangat dibutuhkan. Semua program kita sosialisasikan melalui online, jadi bagi siapa saja yang ingin menyumbang ataupun disumbang silakan cek caranya di http://1000buku.org/

Untuk kaos mekanisme-nya juga sama, siapa yang mau nyumbang atau perlu kaos untuk bahan belajar silakan kontak kami di http://1000buku.org/

Yuuk kita kumpulkan buku dan kaos sebanyak mungkin! Kalau mau menyumbang uang cash juga bisa, rekening bisa di cek di http://1000buku.org/

Mari berbagi kepada sesama karena Berbagi Tak Pernah Rugi!

Ndoro Kakung (Lagi)…

In Mengelola orang on May 20, 2009 at 4:24 pm

ndoro kakung (lagi)..1Ketika sedang duduk di angkringan Kolonel, mendadak ada yang menyelipkan buku di pangkuan. Horeee! Bukunya sang blogger kondang. Padahal sebelumnya sudah ngemis-ngemis minta sama sang Penulis dan dicuekin. Huh!. Saya celingak-celinguk mencari sang pemberi baik hati. Ahh…ternyata Ndoro sendiri. Makasiih Ndor! Gak tega sama muka melas saya yaaa….

Pagi hari karena tidak ada rencana kemana-mana, saya menyempatkan membaca buku itu sambil berharap mendapat “sesuatu” dari sang maestro blog. Ukuran bukunya pas untuk teman ngopi pagi dengan cover yang minimalis. Judulnya melankolis : “Nge-BLOG dengan Hati” membuat saya terbayang puisi dan prosa cinta Ndoro Kakung ketika jatuh cinta.

Sebelum membaca saya mengharapkan sisi “menye-menye” Ndoro dan tausiyah yang sedikit nyiyir tentang kehidupan, atau gosip-gosip para penguasa yang tertinggal dilaci mejanya tanpa pernah diekspos media. Sampai selesai lembaran-lembaran buku itu dibaca, saya tidak mendapat apa yang saya cari.

Ahh…Ndoro selalu memberi kejutan. Harapan tidak terpenuhi, tetapi saya mendapatkan hal lain diluar perkiraan. Sebuah panduan yang lengkap tapi ringkas untuk nge-blog dan bagaimana mengatasi permasalahan di dalamnya. Tak lupa sebagai seorang jurnalis, beliau memberikan gambaran sebuah realita tentang dunia maya yang sama kejamnya dengan dunia nyata, dan nge-blog bukan segala-galanya. Anda tetap hidup normal kog…walaupun tidak ngeblog.

Banyak hal yang selama ini tidak saya ketahui mendapat pencerahan dibuku ini. Misalnya soal teknolgi yang begitu melayani kebutuhan para onliner untuk tetap eksis di dunia maya. Pertanyaan saya yang selama ini tersimpan dihati tentang bagaimana Ndoro bisa update dan tetap eksis di berbagai media : blog-plurk-FB-twitter dll seakan tidak punya kerjaan lain terjawab di buku ini dalam tulisan berjudul “Sekali Klik, Dua-Tiga Layanan Terlampaui”. Kalau anda sebagai blogger pemula pengin eksis atau jadi selebritis, depresi karena diserang komen-komen miring, atau risau dengan masalah hukum dan etika nge-blog yang masih menjadi perdebatan jangan kuatir semua diulas dalam buku ini.

Buku Ndoro membuat saya kembali bersemangat untuk nge-BLOG. Saya tahu Ndoro pasti bahagia jika buku ini dapat menginspirasi banyak orang untuk nge-BLOG dan berbagi kepada sesama, walaupun akan lebih bahagia jika dampak peredaraan buku ini bisa memberikan BB Bold atau aki baru buat mobilnya.

Terimakasih Ndorokakung Wicaksono, bukumu telah menginspirasi saya untuk tidak menyerah dalam jebakan ranjau-ranjau ranah digital. Tetap semangat tetap ngeblog walaupun Sinyalnya Petak-Umpet. 🙂

Selamat malam Ki Sanak, sudahkah Anda membeli bukunya Ndoro Kakung? Jangan lupa jika anda mendapat manfaat atas buku ini kirimlah sebuah kemeja ukuran L untuk sang penulis. Karena sebentar lagi beliau akan sering tampil dan butuh kostum untuk ganti supaya gak nampak itu-itu saja. Ada saat mengambil, ada saatnya membagi.